Selasa, 04 Oktober 2011

Apokat (Avocado)


Apokat (Avocado), Alpukat, atau Persea americana ialah tumbuhan penghasil buah meja dengan nama sama. Tumbuhan ini berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur dan sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia.Pohon, dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25 cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10 milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000 gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4 sentimeter.Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah apokat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur lembut.



Nama apokat atau avokad (dari bahasa Inggris, avocado) berasal dari bahasa Aztek, ahuacatl (dibaca kira-kira "awakatl"). Suku Aztek berada di daerah Amerika Tengah dan Meksiko. Karena itu, buah ini pada awalnya dikenal di daerah tersebut.Pada saat pasukan Spanyol memasuki wilayah tersebut sekitar awal abad ke-16, berbagai tumbuhan dari daerah ini, termasuk apokat, diperkenalkan kepada penduduk Eropa. Orang pertama yang memperkenalkan buah apokat kepada penduduk Eropa yaitu Martín Fernández de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan kakao, jagung, dan kentang kepada masyarakat Eropa. Sejak itulah buah apokat mulai disebar dan dikenal oleh banyak penduduk dunia.Apokat diperkenalkan ke Indonesia oleh Belanda pada abad ke-19

Apokat atau Avocado memiliki banyak manfaat. Bijinya digunakan dalam industri pakaian sebagai pewarna yang tidak mudah luntur. Batang pohonnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Kulit pohonnya digunakan sebagai pewarna warna coklat pada produk dari bahan kulit. Daging buahnya dapat dijadikan hidangan serta menjadi bahan dasar untuk beberapa produk kosmetik dan kecantikan.

Dibanding buah-buahan jenis lain, Alpukat merupakan jenis buah-buahan yang paling banyak mengandung lemak. Lalu mengapa Alpukat disebut makanan sehat? Padahal ayam goring, kentang goring dan aneka menu ala restoran fast food yang sama-sama kaya lemak, dianggap junk food yang harus dihindari. Ini karena sebagian besar lemak yang terkandung dalam Alpukat adalah lemak tak jenuh tunggal Oleat, yang lazim disebut Omega-9. Lemak jenis ini mampu menurunkan kelebihan kolesterol jahat LDL secara efektif, terutama jika kita juga membatasi konsumsi lemak jenuh. Hasilnya akan nyata kalau makan Alpukat dibarengi dengan mengurangi makanan gorengan dan bersantan, serta daging berlemak dan kuah mengandung lemak gajih.
Efektifitas Alpukat dalam menurunkan kadar kolesterol jahat juga dipacu kandungan seratnya yang tinggi. Serat larut dalam Alpukat akan menyerap kelebihan kolesterol jahat dan membuangnya bersama sampah makanan. Sebuah Alpukat ukuran sedang mengandung serat 10 gram. Menyantapnya sebuah saja sudah memenuhi 40% kecukupan asupan serat sehari. Alpukat juga kaya mineral Kalium. Separuh alpukat ukuran sedang mengandung 548 mg Kalium, 15% lebih tinggi dari kandungan Kalium dalam sebuah Pisang. Kalium dapat meredakan tekanan darah tinggi, mengontrol debar jantung dan menjaga kesehatan system syaraf. Karena itu, Alpukat merupakan makanan diet yang baik bagi penderita hipertensi. Kombinasi lemak baik, serat dan Kalium membuat Alpukat mampu mencegah serangan penyakit akibat hipertensi dan kelebihan kolesterol, khususnya stroke dan penyakit jantung.
Penderita diabetes juga dapat memetik manfaat tersebut untuk memangkas resiko yang sama. Seperti yang kita ketahui, bagi penderita diabetes, menambah nasi beresiko menggenjot kadar gula darah. Selain itu, ternyata juga dapat meningkatkan kadar trigliserida, yang berujung pada serangan jantung. Makanya, pengidap diabetes diwajibkan membatasi konsumsi karbohidrat. Guna menggantikan berkurangnya asupan kalori akibat pembatasan konsumsi karbohidrat, Alpukat bias jadi pilihan. Selain tidak mengakibatkan lonjakan kadar gula darah, makan Alpukat menyediakan cukup kalori. Kelebihan lain, Alpukat banyak mengandung serat dan senyawa anti lipidemik, yang berkhasiat menurunkan kadar lemak darah, baik kolesterol jahat maupun trigliserida.

Gara-gara kaya lemak, Alpukat sering dituduh sebagai penyebab kegemukan. Padahal itu tidak benar. Kalau pola makan kita sudah sarat kalori, makan Alpukat atau makanan apapun tentu mudah menambah berat badan. Jika pola makan kita baik, makan Alpukat tidak perlu jadi masalah. Apalagi alpukat mengandung lemak yang menyehatkan. Biarpun kaya lemak, kalori Alpukat tidak berarti lebih tinggi disbanding buah yang lain, contohnya Nangka. Biarpun lemaknya Cuma 1/20 dari lemak Alpukat, kalorinya jauh lebih tinggi. Soalnya Nangka banyak mengandung karbohidrat, baik karbohidrat kompleks (pati) maupun karbohidrat sederhana (gula). Kalori Alpukat 85 per 100 gram, sedangkan Nangka 106 per 100 gram.

Kendati tidak banyak, Alpukat cukup mengandung vitamin A dan Klorofil. Di dalam lemaknya tersimpan banyak vitamin E. Kombinasi vitamin A, Klorofil dan vitamin E sebagai antioksidan terbukti menjaga kulit penduduk Meksiko tampak kenyal dan segar meski tlah berumur. Jarang pula yang terkena kanker. Mereka amat gemar makan saus Alpukat, seperti kebiasaan kita makan sambal di Indonesia.
Alpukat juga mengandung zat besi dan tembaga, yang berperan penting dalam pembentukan darah segar dan mencegah anemia. Jika mata sering berkunang-kunang dan kepala pening karena kurang darah (Hb rendah) jangan ragu untuk makan Alpukat. Magnesium dan Kalsiumnya membantu menjaga kesehatan tulang. Jadi, jika Anda ingin sehat, makanlah buah Alpukat setiap hari. Data dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar