Famili : Euphorceae
Nama daerah: Tie Xian(Cina),Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga, Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar
Anting-anting (Acalypha australis L) merupakan tumbuhan perdu semusim, tumbuh tegak dan berambut, tinggi 30-50 cm. Batangnya bercabang dengan garis memanjang kasar. Letak daun berseling, bentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal lancip, tepi bergerigi, panjang daun 2,5-8 cc, lebar daun 1,5-3,5 cm. Bunga keluar dari ketiak daun, berupa bunga majemuk, kecil-kecil. Dalam satu tangkai terdiri dari 5-7 bunga dan tersusun dalam rangkaian malai, bentuknya mengerucut seperti anting-anting hingga disebut tumbuhan anting-anting.Sejumlah situs internet juga menyebutkan bahwa akar anting-anting biasanya memang sangat disukai oleh kucing dan anjing. Kalau ingin membuktikan silahkan cabut rumput anting-anting yang akarnya sudah membesar, letakkan di tanah yang sering dikunjungi kucing. Fenomena ini dapat disimpulkan bahwa ada sesuatu pada akar anting-anting.Menurut ahli pengobatan tradisonal dan akupuntur, Prof HM Hembing Wijayakusuma, akar anting-anting berkhasiat untuk mengobati asma, asam urat tinggi, disentri, diabetes melitus, muntah darah, batuk darah, batuk, buang air besar mengandung darah, buang air kecil mengandung darah, mimisan, kembung pada anak-anak, cacingan, gangguan pencernaan, sakit perut, tekanan darah tinggi, eksim, koreng, keseleo, memer terpukul.
Sifat Kimiawi : Kandungan kimia tanaman ini belum banyak diketahui, kegunaan yang disebutkan dari pengalaman turun temurun serta secara empiris.
Efek Farmakologis : Anti biotik, anti radang, peluruh seni, Astringent menghentikan pendarahan (hemostatik), rasa pahit dan sejuk.
Bagian tanaman yang digunakan : seluruh tanaman segar atau kering.
Cara budidaya :
Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Tanaman ini sangat mudah dipelihara dan seperti tanaman lain juga membutuhkan air dengan penyiraman merata atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup sinar matahari dan sedikit agak terlindung.
Resep tradisional:
KEGUNAAN:
1. Disentri basiler dan disentri amuba.
2. Diare, anak dengan berat badan rendah (malnutrition) dan
gangguan pencernaan.
3. Muntah darah, mimisan, berak darah (melena), kencing darah
(hematuria).
4. Malaria.
PEMAKAIAN :
9 - 15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR:
Herba segar dilumatkan, tempel atau direbus, airnya untuk cuci.
Dipakai untuk bisul, koreng, luka berdarah, eczema, dermatitis,
gigitan ular.
CARA PEMAKAIAN:
-Dermatitis, eczema, koreng:
Bahan-bahan yang di pakai :Herba segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci di tempat yang
sakit.
-Perdarahan, luka luar:
Bahan-bahan yang di pakai :Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan dan
ditempel ke tempat yang sakit.
-Disentri amoeba:
Bahan-bahan yang di perlukan :30 - 60 gram tanaman adas kering (seluruh batang) direbus, sehari dibagi 2 kali minum, selama 5 - 10 hari. -Diare, disentri basiler, muntah darah, mimisan, berak darah (melena),
batuk:
Bahan-bahan di perlukan Herba kering 30 - 60 gram direbus, minum. -Disentri basiler:
Bahan-bahan yang di perlukan :Acalypha australis 30 - 60 gram, Portulaca oleracea (Gelang) dan
gula masing-masing 30 gram rebus, minum setelah dingin.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, astringen, sejuk. Anti-radang, antibiotik, peluruh air seni, astringen menghentikan perdarahan (hemostatik).
Data dari berbagai sumbar.
Nama daerah: Tie Xian(Cina),Sirih popar (Ambon) Tagalolo, Bei, Loloyan (Minahasa); Ki ciyat (Sunda); Awar awar (Jawa); Bar-abar (Madura); Awar awar (Belitung); Tobotobo (Makasar); Dausalo (Bugis); Bobulutu (Halmahera Utara); Tagalolo (Ternate). NAMA ASING: Papua New Guinea: omia (Kurereda, Northern Province), manibwohebwahe (Wagawaga, Milne Bay), bahuerueru (Vanapa, Central Province). Philippines: hauili (Filipino), kauili (Tagalog), sio (Bikol). NAMA SIMPLISIA Fici septicae folium; daun awar-awar
Anting-anting (Acalypha australis L) merupakan tumbuhan perdu semusim, tumbuh tegak dan berambut, tinggi 30-50 cm. Batangnya bercabang dengan garis memanjang kasar. Letak daun berseling, bentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal lancip, tepi bergerigi, panjang daun 2,5-8 cc, lebar daun 1,5-3,5 cm. Bunga keluar dari ketiak daun, berupa bunga majemuk, kecil-kecil. Dalam satu tangkai terdiri dari 5-7 bunga dan tersusun dalam rangkaian malai, bentuknya mengerucut seperti anting-anting hingga disebut tumbuhan anting-anting.Sejumlah situs internet juga menyebutkan bahwa akar anting-anting biasanya memang sangat disukai oleh kucing dan anjing. Kalau ingin membuktikan silahkan cabut rumput anting-anting yang akarnya sudah membesar, letakkan di tanah yang sering dikunjungi kucing. Fenomena ini dapat disimpulkan bahwa ada sesuatu pada akar anting-anting.Menurut ahli pengobatan tradisonal dan akupuntur, Prof HM Hembing Wijayakusuma, akar anting-anting berkhasiat untuk mengobati asma, asam urat tinggi, disentri, diabetes melitus, muntah darah, batuk darah, batuk, buang air besar mengandung darah, buang air kecil mengandung darah, mimisan, kembung pada anak-anak, cacingan, gangguan pencernaan, sakit perut, tekanan darah tinggi, eksim, koreng, keseleo, memer terpukul.
Sifat Kimiawi : Kandungan kimia tanaman ini belum banyak diketahui, kegunaan yang disebutkan dari pengalaman turun temurun serta secara empiris.
Efek Farmakologis : Anti biotik, anti radang, peluruh seni, Astringent menghentikan pendarahan (hemostatik), rasa pahit dan sejuk.
Bagian tanaman yang digunakan : seluruh tanaman segar atau kering.
Cara budidaya :
Perbanyakan tanaman dengan menggunakan biji. Tanaman ini sangat mudah dipelihara dan seperti tanaman lain juga membutuhkan air dengan penyiraman merata atau menjaga kelembaban tanah dan pemupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini menghendaki tempat yang cukup sinar matahari dan sedikit agak terlindung.
Resep tradisional:
KEGUNAAN:
1. Disentri basiler dan disentri amuba.
2. Diare, anak dengan berat badan rendah (malnutrition) dan
gangguan pencernaan.
3. Muntah darah, mimisan, berak darah (melena), kencing darah
(hematuria).
4. Malaria.
PEMAKAIAN :
9 - 15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, direbus, minum.
PEMAKAIAN LUAR:
Herba segar dilumatkan, tempel atau direbus, airnya untuk cuci.
Dipakai untuk bisul, koreng, luka berdarah, eczema, dermatitis,
gigitan ular.
CARA PEMAKAIAN:
-Dermatitis, eczema, koreng:
Bahan-bahan yang di pakai :Herba segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci di tempat yang
sakit.
-Perdarahan, luka luar:
Bahan-bahan yang di pakai :Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan dan
ditempel ke tempat yang sakit.
-Disentri amoeba:
Bahan-bahan yang di perlukan :30 - 60 gram tanaman adas kering (seluruh batang) direbus, sehari dibagi 2 kali minum, selama 5 - 10 hari. -Diare, disentri basiler, muntah darah, mimisan, berak darah (melena),
batuk:
Bahan-bahan di perlukan Herba kering 30 - 60 gram direbus, minum. -Disentri basiler:
Bahan-bahan yang di perlukan :Acalypha australis 30 - 60 gram, Portulaca oleracea (Gelang) dan
gula masing-masing 30 gram rebus, minum setelah dingin.
Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, astringen, sejuk. Anti-radang, antibiotik, peluruh air seni, astringen menghentikan perdarahan (hemostatik).
Data dari berbagai sumbar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar